My story shoot!!!

Pernah suatu ketika  aku kehilangan alasan, kehilangan semangat, kehilangan jawaban tentang “untuk apa aku meneruskan pendidikan ke bangku kuliah? “ Padahal teman-temanku yang lain sebagian besar berkarir di bidang pekerjaan, ya. Kulihat mereka diambang kesuksesan. Ya tentu aku bahagia mengetahui hal itu/ namun, disamping itu terlintas di kepalaku kenapa aku tidak memilih jalan seperti mereka? Sepertinya asik, bekerja , dapat gaji besar, menabung, beli ini itu, bahagiain ortu dan lain sebagainya.

Ku mulai meluaskan pemikiranku yang sempit tadi, mulai kulihat sudut pandang yang lain. Sudut pandang hamba-hamba lain yang tak seberuntung aku. Aku teringat suatu hadist







Pemikiranku tentu terlalu sempit jika mengambil contoh kenikmatan orang yang mungkin diberi Allah swt. Kelebihan harta yang lebih. Jelas dari beberapa hadist diatas bahwa syukur dan qonaah lebih diutamakan dari pada banyak harta namun melalaikan. Seharusnya aku berpikiran bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung diriku. Bisa berpikir menggunakan akal yang sehat, memiliki tangan kaki dan badan yang masih normal, serta nikmat-nikmat yang lain yang tentu tak dapat ku hitung seluruhnya.


9. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[QS. As-Sajdah : 9] 

Komentar